Pelecehan seksual kembali terjadi terhadap aktivis saat tengah melakukan aksi. Peristiwa itu terjadi di Asrama Papua, Surabaya saat terjadi pembubaran diskusi yang dilakukan aparat gabungan pada tanggal 06 Juli 2018. Anindya Shabrina (aktivis) mengalami tindakan pelecehan yang dilakukan oleh aparat saat tengah melakukan aksi tersebut. Melalui akun media sosial, ia mencurahkan segala keresahan dan kekesalan yang dialami. Anindya juga melakukan laporan atas tindakan yang dialaminya bersama LBH Surabaya dan aliansi lainnya pada tanggal 09 Juli 2018. Alih-alih mendapat respon, korban justru dilaporkan dengan tuduhan pencemaran nama baik dan dengan UU ITE oleh aparat satpol PP.
Pelecehan terhadap perempuan merupakan potret masih banyaknya predator seksual yang berada di ruang-ruang publik. Perempuan yang terlibat secara aktif di area perlawanan (saat aksi demonstrasi) pun ternyata mengalami tindakan itu. Apa lagi perempuan yang diam dan enggan bersuara. Aparat yang seharusnya menjadi pelindung dalam aksi protes masyarakat, justru menjadi pelaku pelecehan seksual. Anomali terjadi ketika korban justru dilaporkan dengan tudingan melakukan pencemaran nama baik.
Bagaimana kejadian kasus pelecehan seksual saat tengah aksi massa dan pelaporan terhadap korban terjadi? Apa seharusnya tugas aparat dalam aksi massa? Apa kondisi struktural yang mempengaruhi kerentanan pelecehan seksual bahkan saat aksi massa terjadi? Apa implikasinya?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, mari hadiri diskusi MAP Corner-Klub MKP pada Selasa, 04 September 2018 pukul 15.00 WIB dengan tema “Aksi Massa, Aparat & Pelecehan Seksual’. Diskusi tersebut akan dipantik oleh Anindya Shabrina (Editor Merah Muda Memudar & FMN Surabaya) dan Tia Pamungkas (Dosen Fisipol UGM).
Mari merapat! Gratis untuk umum dan nikmati jajanan sore!
__________
Website: https://mapcorner.wg.ugm.ac.id/
Email: mapcornerklubmkp.fisipol@ugm.ac.id
Facebook: MAPCorner-KlubMKP
Instagram: mapcornerklubmkp
Youtube: MAP Corner
Line: @kbw7372v