Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM secara resmi membuka acara “Fisipol Menyambut”. Acara ini merupakan program inisiasi Fisipol UGM untuk menyediakan inapan gratis bagi siswa seluruh Indonesia yang menjalani SBMPTN di Yogyakarta. Dilaksanakan di Kampus Fisipol Unit II, Sekip UGM, pihak penyelenggara menyediakan penginapan dengan kapasitas 140 orang.
Tidak hanya memberikan fasilitas inapan gratis dengan MCK yang memadai selama 2 hari, Fisipol Menyambut juga menyediakan konsumsi dan kelas motivasi bagi para peserta SBMPTN. Harapannya, dengan diadakannya kelas motivasi ini bisa memberikan rasa tenang bagi peserta yang akan menjalani SBMPTN.
Sebanyak 140 siswa dari berbagai wilayah datang dan menggunakan fasilitas yang disediakan di oleh penyelenggara Fisipol Menyambut. Peserta yang terdiri dari 95 peserta perempuan dan 45 peserta laki-laki ini nantinya akan menempati 5 ruang yang disediakan, dengan pembagian 3 ruang kamar untuk perempuan dan 2 kamar untuk laki-laki.
Acara dibuka pertama kali dengan sambutan dari Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si. Bagi Erwan, peserta Fisipol Menyambut merupakan tamu kehormatan Fisipol UGM. Mengingat bahwa seluruh siswa yang datang berasal dari berbagai daerah dan akan menjadi intelektual muda di berbagai universitas.
Setelah sambutan dari Dekan Fisipol UGM, dilanjutkan dengan kelas motivasi dari 2 mahasiswa berprestasi, yaitu Joko Susilo dan Retas Aqabah. Kedua pembicara ini mewakili 2 kluster keilmuaan yang ada di UGM. Joko Susilo dari jurusan Manajemen Kebijakan Publik, Fisipol UGM angkatan 2013 untuk klaster Sosio-Humaniora dan Retas Aqabah dari Teknik Perencanaan Wilayah Kota UGM, Fakultas Teknik angkatan 2013 untuk Sains-Teknika.
Dalam motivasinya, Retas menceritakan pengalamannya yang tidak mempersiapkan diri menghadapai SBMPTN. Pada waktu itu, ia merasa dengan kemampuan akademiknya, ia akan mampu lolos SNMPTN. Dengan waktu yang singkat, ia segera berangkat ke Jogja dan selama 3 minggu mempersiapkan diri menghadapi SBMPTN.
“SBMPTN itu tidak hanya soal mampu mengerjakan soal. Namun juga siap secara fisik dan mental.” Tandas Retas. Hal ini bisa ia ungkapkan hasil dari pengalaman yang ia alami saat harus menjalani SBMPTN. Pada waktu itu, saat harus ke Jogja, sangat sulit sekali mendapatkan penginapan. Belum lagi jarak tempuh lokasi ujian yang jauh.
Bagi Retas, tempat yang nyaman akan berpengaruh pada kualitas tidur dan perasaan tenang, hal yang sangat dibutuhkan saat menjalankan SBMPTN. Maka dari itu, ia sangat mengapresiasi Fisipol yang menginisiasi program inapan gratis ini. Bagi Retas, program ini secara tidak langsung mendukung peserta tes untuk lebih tenang dan siap menghadapi SBMPTN.
Hal berbeda diungkapkan oleh Josu, panggilan akrab Joko Susilo. Laki-laki yang lulus SMK pada tahun 2012 ini harus merasakan pahitnya tidak lolos ujian masuk universitas selama 2 tahun berturut-turut. Akhirnya, melalui tahap Ujian Mandiri UGM tahun 2013 ia berhasil lolos ke jurusan Manajemen Kebijakan Publik.
Bagi Josu yang asli Wonosari, pendidikan menjadi hal yang cukup mewah. Maka dari itu, ia terus menghidupkan impiannya untuk menjadi seorang mahasiswa. “Pendidikan itu juga berbicara mengenai wawasan dan jejaring,” tambah Josu. Baginya, kedua hal itulah yang paling penting yang ia dapatkan selama menjadi mahasiswa. Termasuk saat akan memperluas akses pendidikan baik untuk wilayah sekitar atau cakupan yang lebih luas lagi.
Fisipol Menyambut, Memudahkan
Menyenangkan adalah apa yang dirasakan Agus Nurdiansyah saat ditanyai mengenai Fisipol Menyambut. Siswa dari SMA Negeri 1 Kebumen ini merasa disambut dengan hangat dan mendapatkan perlakukan yang menyenangkan dari para panitia. “Saya bahagia karena dapat temen baru, dan disediakan banyak fasilitas yang lengkap,” tambah Agus.
Agus yang sebelumnya belum mendapatkan teman untuk menginap bersama merasa sangat terbantu dengan informasi Fisipol Menyambut yang ia dapatkan dari Instagram dan Twitter. Dengan menjadi peserta Fisipol Menyambut, ia merasa menjadi lebih nyaman dan tidak perlu takut lagi. “Jadi lebih tidak ada beban, karena di sini ada yang bertanggung jawab dan memfasilitasi.”
Hal yang sama pun diungkapkan oleh Wenny Afifah. “Fisipol Menyambut ini baik banget, sangat membantu bagi siswa dari luar kota.” Ucap perempuan yang berasal dari Kebumen. Dengan program ini ia bisa bertemu banyak teman baru dan tetap dengan pengawasan dari para panitia.
Program Fisipol Menyambut ini tidak hanya memudahkan namun juga mendekatkan para calon mahasiswa dengan suasana kampus. Friesa Aurelia Putri yang memang mendaftar ke Fisipol UGM merasa menjadi lebih dekat dan bisa memiliki gambaran seperti apa kampus yang ia inginkan. Friesa yang berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat, merasa sangat terbantu untuk menyesuaikan diri dengan teman-teman dari berbagai wilayah. “Saya kan dari Jawa Barat, dengan program ini saya jadi tahu bagaimana sih orang di Jogja bersosialisasi. Sehingga saya bisa menyesuaikan diri,” tambah Friesa.